Kamis sore 5 Desember 2013, upacara pembukaan acara tahunan Sekaten
berjalan dengan hikmat. Terlihat beberapa petinggi pemerintah DI Yogyakarta
menghadiri upacara tersebut. Diantaranya Gubernur Jogja, Kepala Kejaksaan
Tinggi, Forumkom Pemda Jogja, Bupati Daerah dan para staffnya.
Pembukaan acara Sekaten sangat menarik perhatian masyarakat sekitar,
baik masyarakat yang menetap maupun yang lewat wilayah Sekaten,
alun-alun utara. “Pembukaan Sekaten kali ini terkesan keren, dilihat
dari drama yang ada premannya dan tarian-tarian” jawab Caca dan Lala, Siswi SMK
Kesehatan Jogjakarta yang kebetulan lewat ketika ditanya kesan mereka. Caca dan
Lala berpendapat Sekaten merupakan bentuk dari penyebaran Islam yang melalui
budaya setempat.
Pelajar Jogjakarta pun berkesempatan berperan dalam pembukaan sekaten,
seperti SMK 1 Kasihan Bantul. Mereka menjadi pemain gamelan juga menyumbangkan
seni tari yang dalam 1 rombongan pengiring musik beranggotakan 100 anggota
termasuk penari, jelas Irul pemberi informasi yang merupakan salah satu dari
mereka.
Pada awalnya Sekaten digunakan
untuk syiar agama Islam oleh Sultan Hamengkubuwono ke 1. Namun, Sekaten
pada saat ini umumnya terlihat hanyalah sebuah pesta rakyat yang dimeriahkan
dengan berbagai pertunjukan tradisi, pameran benda-benda pusaka di keraton, dan
berbagai wahana permainan. Yang seakan-akan tujuan awal dari sekaten ini
hilang seiring berjalannya waktu.
Dapat dicermati dari kegiatan Sekaten
sendiri, tidak ada kegiatan nilai-nilai Islami. Kegiatan Sekaten dipenuhi oleh
hiburan-hiburan yang memicu kegiatan maksiat seperti foto di samping. Terlihat
perempuan memeluk lelaki disampingnya, melihatkan kemesraan di muka umum yang
bertolak belakang dengan syar’i Islam.
Walaupun demikian acara Sekaten sendiri
bukan untuk ditentang ataupun dihapus keberlangsungannya. Hanya saja, disana
dapat diisi kegiatan yang mengandung nilai-nilai Islam seperti tujuan utama
diadakannya sekaten sendiri. Sehingga terjadi keseimbangan antara pesta
rakyat dengan tujuan sekaten pada mulanya.
by : Ali Ruslan, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
by : Ali Ruslan, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar