Jumat, 14 Februari 2014

Hujan Abu Sebagai Teguran untuk Selalu Bersyukur

Hujan abu yang berasal dari letusan gunung Kelud sampai ke Jogjakarta, tempat saya melanjutkan studi. Hari Jum'at (14/02/2014) ini sangat sulit melakukan aktivitas normal, karena abu yang beterbangan membuat jarak pandang berkurang menjadi 2 meter. Bahkan perkuliahan dan sholat Jum'at di Masjid kampus mendadak diliburkan.
Dalam situasi seperti ini, saya tidak dapat terus berdiam diri di kamar sampai semua abu hilang. Karena perut saya tidak bisa menunggu, mau tidak mau saya harus keluar untuk membeli makanan. Setelah keluar, ternyata hujan abu ini membuat sebagian warung makan yang berada di sekitar kampus tutup. Jadi memang harus mengitari kampus lebih jauh lagi.

Ini pertama kalinya saya merasakan musibah hujan abu. Walaupun begitu, tak pantas saya mengeluh bahkan seharusnya bersyukur karena hujan abu di Jogjakarta tidak lah seberapa dibandingkan dengan mereka yang berada di sekitar Gunung Kelud. Mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman dan berharap semua bisa kembali normal.

Musibah ini untuk mengingatkan kita untuk bersyukur akan situasi yang nyaman sebelum musibah ini terjadi dan bertaubat karena manusia pada hakikatnya adalah lemah.

Lihat foto lainnya ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar