Selasa, 27 Oktober 2015

Resensi Novel “BULAN” karya Tere Liye


Judul : Bulan                                                         
Penulis : Tere Liye                                                 
Penerbit : Gramedia                                              
Tebal Buku : 400 halaman; 13.5 x 20 cm 

Kota Terbit : Jakarta                                              
Tahun Terbit : 2015                                              
Harga : Rp. 79.000 

Sinopsis:
“Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja. Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapapun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya. Namanya Seli. Dan Tangannya bisa mengeluarkan petir.”

Review:
Novel Bulan merupakan novel serial lanjutan dari seri sebelumnya yang berjudul “bumi” karya Tere Liye. Novel ini kembali menceritakan petualangan Raib sebagai tokoh utama bersama teman-teman dekatnya yaitu Ali dan Seli.  Jika sebelumnya di seri “Bumi”, Raib dkk berpetualang di dunia paralel Bulan, maka petualangan Raib dkk pada kali ini bertempat di dunia paralel, dunia matahari. Perginya Raib dkk ke dunia klan matahari bertujuan untuk mengadakan diplomasi agar klan bulan dan klan matahari kembali  bersekutu untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi akibat ulah Tamus.
Dengan ditemani Av dan Miss Selena, Raib dkk berangkat ke dunia klan matahari dengan menggunakan “buku matematikanya”. Dengan buku itu  akan  membuka portal ke dunia klan matahari. Dengan sekejab mereka pun bisa tiba di Klan matahari. Mereka pun ditemani oleh lily, anak dari desainer baju terkenal klan bulan yang telah banyak membantu mereka ketika berada di klan bulan.
Terputusnya komunikasi antara klan bulan dan klan matahari selama beratus-ratus tahun, membuat Av ragu akan adanya sambutan hangat dari klan mahatari khususnya dari ketua konsil mereka. Namun, kenyataan berkata lain. Mereka di sambut dengan antusias oleh masyarakat klan matahari. Hal ini pun  karena bertepatan dengan perayaan festival bunga matahari. Festival ini adalah sebuah kompetisi untuk mencari bunga matahari yang mekar pertama kali. Untuk memenangkannya, peserta yang masing-masing terdiri dari 4 orang harus memecahkan petunjuk yang diberikan untuk mengantarkannya pada tempat mekarnya bunga matahari pertama.
Kedatangan klan bulan di dunia klan matahari yang awalnnya hanya ingin berdiplomasi, berubah ketika ketua konsil menginginkan Raib, Ali, Seli dan Lily ikut serta dalam kompetisi Festival Bunga Matahari sebagai kontingen ke sepuluh. Sebenarnya hal ini tidak disetujui oleh Av, namun untuk kelancaran diplomasi,  Av terpaksa mengizinkannya. Mereka pun bersiap-siap berpetualang mencari bunga matahari untuk pertama kalinya.
Novel ini sangat menarik. Sebuah cerita sederhana yang hanya mencari bunga matahari menjadi cerita yang mengesankan dengan settingan waktu dan tempatnya. Membuat imajinasi bermain di setiap adegannya saat membaca ceritanya. Seperti halnya ketika melawan gorilla, menghindari burung penari pemakan daging, lolos dari air bah,  terjebak di tengah letupan jamur beracun,  melewati lorong tikus, dan berbagai petualangan lainnya. Cukup bagus untuk dibaca bagi pecinta novel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar