Minggu, 05 Juli 2015

Kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah


   Urusanku di kota ukir, Jepara telah selesai. Kini aku bergegas kembali ke kota pendidikan, Yogyakarta. Perjalananku ke Yogyakarta melewati kota Semarang. Atas usulan sahabatku, kami pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah.
    Untuk sampai di Masjid Agung, kami sedikit kerepotan. Karena kami tidak mengetahui seluk beluk posisi Masjid ini. Sambil terus menyusuri jalan, aku melihat-lihat papan penunjuk arah.  Namun tetap tidak ada papan penunjuk arah yang mengarahkan kami ke posisi Masjid Agung Jawa Tengah. Persediaan bensin makin menipis, aku menyarankan sahabatku untuk mengisi BBM dulu di SPBU terdekat.  SPBU pun ditemukan dan kami mengisi full tangki bensi motor kami.
Kami istirahat sejenak di SPBU tadi. Sahabatku berkata
“tadi aku sudah menanyakan arah ke Masjid Agung Jawa Tengah sama petugas SPBU, katanya nnti kita belok kiri di belokan pertama, lalu melewati jembatan dan lurus aja. Nanti sampai.”
“Oke deh, yuk lanjut “ Kataku.
    Masjid Agung Jawa Tengah ini mempunyai payung besar di serambinya yang berjumlah 6 payung. Kata temanku, payung-payung Masjid ini akan di buka ketika sholat Jum’at dan kegiatan-kegiatan penting. Di dalam ruang utama masjid ini terdapat 2 buah Al-Qur’an berukuran besar yang ditulis dengan tangan. Al-Qur’an ini ditulis oleh Drs. Khyatudin dari Ponpes Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah,  Wonosobo, Jawa Tengah. Dan yang tak kalah menarik adalah menara Asmaul Husna setinggi 99 meter, sama dengan jumlah Asma’ul Husna.
    Kami pun tiba di Masjid yang sangat megah ini. Masuk melewati gerbang utama, lalu di beri karcis parkir. Kami tiba bersamaan dengan dikumandangkannya adzan Zuhur. Terik matahari yang menyengat meningkatkan suhu lantai serambi MAJT sehingga harus mempercepat langkah kaki kami di atas lantai. Sebenarnya ada jalan yang teduh, yaitu lewat samping masjid dan parkir di dalam basement.
    Kami segera berwudlu di tempat wudlu, lalu naik keruang utama MAJB dan melaksanakan kewajiban sholat Zuhur berjama’ah. Masjid yang di bangun pada tahun 2002 ini memiliki arsitektur perpaduan Jawa, Arab dan Romawi. Dengan atap berbentuk limas khas Jawa yang diujungnya diberi kubah besar dengan diameter 20 meter. Masjid ini dilengkapi dengan 4 menara yang tingginya mencapai 62 meter yang terletak di masing-masing penjuru mata angin. Tidak hanya itu, masjid ini pun di sentuh gaya khas romawi dengan 25 pilar gaya koloseum athena yang dihiasi kaligrafi indah.
    Setelah melakukan sholat kami pun mengambil foto untuk kenang-kenangan. Tentunya dengan kesabaran menahan panas keramik karena matahari masih bersinar cerah.
by : Ali Ruslan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar